banner ads banner ads banner ads banner ads banner ads

Hukuman "Pukul Pantat" memicu sifat agresif anak

Tuesday, April 13, 2010

Mendisiplinkan anak merupakan hal yang sangat penting untuk melatih anak agar menjadi lebih baik dan saya rasa semua orang tua setuju akan hal itu. Namun, bagaimanapun juga memukul anak dengan alasan mendisiplinkan dirasa kurang tepat. Pernyataan ini berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah universitas di Amerika.



The American Academy of Pediatrics (AAP) atau badan ilmu kesehatan Amerika tidak menyetujui pemukulan anak untuk alasan apapun karena hal itu merupakan suatu cara mengubah perilaku secara instan. Akan tetapi, AAP lebih cenderung menyarankan untuk menggunakan cara seperti hukuman “time-outs” ketika anak melakukan kesalahan. Cara seperti ini, lebih fokus agar anak lebih merenungkan akan tindakan dan konsekuensi atas perbuatanya.

Saat ini, peneliti di Universitas Tulane sedang  mempersiapkan bukti-bukti terkuat menyangkut ketidak-setujuannya dalam penggunaan kekerasan. Dari 2.500 anak objek penelitian, yang paling sering dipukul pada usia 3 tahun terlihat lebih aggresive pada usia usia 5 tahun. Penelitian yang sejalan dengan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Duke University yang mengungkap bahwa bayi yang sering dipukul (pantatnya – AZYS MEDIA) pada usia 12 bulan mendapatkan skor rendah pada test kognitif pada usia 3 tahun.

Ternyata pemukulan anak memberikan kontribusi yang cukup besar pada perilaku agresif anak usia 5 tahun, namun para peneliti masih belum bisa menjelaskan tendensi kekerasan pada balita.

“Keanehan pada  anak yang menjadi  lebih agresif pada usia 5 tahun jika dia dipukul pantatnya lebih dari dua kali satu bulan sebelum penelitian meningkat sampai 50%,” kata Taylor, pemimpin penelitian.

Seperti dibahas diatas, daripada memilih kekerasan ada baiknya orang tua memilih strategi lain, seperti  hukuman “time-out”, yaitu dengan tidak mendiamkan anak,  tidak berkomunikasi dan membeiarkan anak agar merenungkan apa yang telah diperbuat. Strategi perang dingin ini bertujuan untuk menenangkan anak dan mempelajari emosinya. Hal ini, dapat dikatakan lebih baik daripada melakukan tindak kekerasan terhadap anak.

Dalam jangka pendek, memukul mungkin akan berfungsi untuk mendisiplinkan anak, namun untuk selanjutnya akan menjadi lebih tidak efektif lagi. Bahkan, menurut AAP, hal itu akan menambah sulit dalam mengatur anak saat mereka usia mereka bertambah. Sesuai hasil penelitian, perubahan anak menjadi lebih agresif ini tidak berlangsung dalam jangka pendek, namun pada jangka panjang.

Source: artikel ditulis oleh Alice Park, ditranslete oleh AZYS MEDIA dari Time.com



Baca Artikel Menarik Lainnya



Bisnis Online



0 comments:

Bagaimana Pendapat Kamu?


Tulis Komentar Kamu disini dengan sopan dan bukan spam tentunya. Kamu bisa Log in ke akun kamu untuk berkomentar, atau Kamu bisa berkomentar sebagai tamu dengan mengisi Nama dan URL atau boleh juga tanpa Identitas (anonymous).

Thanks for visiting my blog :)

Baca-Baca Lagi Yuuk

Artikel Terpopuler

Random Template

Tips Facebook

Berita Sepak Bola

Unik

Download Dari Azys Media

Recent News

Tips Azys Media

  © Blogger templates Newspaper by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP