Lunturnya sikap menghargai orang lain
Monday, April 19, 2010
Diterjang derasnya arus globalisasi dan westernisasi, generasi muda Indonesia mengalami masalah besar yaitu masalah kemunduran akhlak yang akhirnya membawa setiap orang menjadi seseorang yang oportunis-egois.
Sifat ini mungkin dikarenakan tujuan hidup yang sudah berbeda, yaitu kehidupan dunia yang serba ada. Setiap orang saling jegal menjegal untuk mendapatkan posisi. Tidak hanya dari dunia perpolitikan, tetapi seluruh aspek kehidupan dipenuhi dengan persaingan yang tidak sehat.
Dalam lingkungan skala kecil saja, seperti dalam suatu masyarakat, lihat saja para oknum pedagang kaki lima penjaja makanan ringan untuk anak kecil. Mereka membuat makanan dari bahan-bahan berbahaya dengan alasan bahan yang lebih murah dan keuntungan berlipat. Bagaimana dengan kesehatan konsumennya? Sama sekali tidak terpikirkan.
Mungkin alasan ekonomi lah yang mereka jadikan alasan. Alasan klasik yang sering diucapkan. Sama seperti seorang yang mampu namun berprofesi seperti pengemis. Mereka sudah memiliki apa yang mereka butuhkan namun tidak segera berubah dan berusaha bangkit. Mereka malah merasa nyaman dan menjadikan pengemis sebagai profesi.
Begitu pula persaingan di dunia kerja. Saat ini uang-lah yang berbicara. Dengan dana yang tak sedikit kamu mungkin bisa membeli sebuah profesi. Sebenarnya terdengar lucu juga ketika mendengar hal ini. Untuk sebuah pekerjaan harus membayar dulu, seperti membeli sesuatu, padahal kan kita bekerja untuk memperoleh uang. Jika memiliki uang kenapa tidak menciptakan pekerjaan sendiri?
Saat ini mungkin para penghuni negeri yang kata Koes Plus seperti kolam susu ini sedang mengalami terror besar yang datang dari dalam dirinya sendiri. Teror itu berupa hilangnya nilai-nilai kebersamaan dan saling menghormati antar sesama. Nilai-nilai tersebut kemudian berganti menjadi sifat egoisme yang berujung pada persaingan yang tidak sehat.
Sifat ini mungkin dikarenakan tujuan hidup yang sudah berbeda, yaitu kehidupan dunia yang serba ada. Setiap orang saling jegal menjegal untuk mendapatkan posisi. Tidak hanya dari dunia perpolitikan, tetapi seluruh aspek kehidupan dipenuhi dengan persaingan yang tidak sehat.
Dalam lingkungan skala kecil saja, seperti dalam suatu masyarakat, lihat saja para oknum pedagang kaki lima penjaja makanan ringan untuk anak kecil. Mereka membuat makanan dari bahan-bahan berbahaya dengan alasan bahan yang lebih murah dan keuntungan berlipat. Bagaimana dengan kesehatan konsumennya? Sama sekali tidak terpikirkan.
Mungkin alasan ekonomi lah yang mereka jadikan alasan. Alasan klasik yang sering diucapkan. Sama seperti seorang yang mampu namun berprofesi seperti pengemis. Mereka sudah memiliki apa yang mereka butuhkan namun tidak segera berubah dan berusaha bangkit. Mereka malah merasa nyaman dan menjadikan pengemis sebagai profesi.
Begitu pula persaingan di dunia kerja. Saat ini uang-lah yang berbicara. Dengan dana yang tak sedikit kamu mungkin bisa membeli sebuah profesi. Sebenarnya terdengar lucu juga ketika mendengar hal ini. Untuk sebuah pekerjaan harus membayar dulu, seperti membeli sesuatu, padahal kan kita bekerja untuk memperoleh uang. Jika memiliki uang kenapa tidak menciptakan pekerjaan sendiri?
Saat ini mungkin para penghuni negeri yang kata Koes Plus seperti kolam susu ini sedang mengalami terror besar yang datang dari dalam dirinya sendiri. Teror itu berupa hilangnya nilai-nilai kebersamaan dan saling menghormati antar sesama. Nilai-nilai tersebut kemudian berganti menjadi sifat egoisme yang berujung pada persaingan yang tidak sehat.
Baca Artikel Menarik Lainnya
OPini
- Facebook Ditutup 15 Maret 2011, HOAX atau beneran?
- Karir Timnas Irfan Bachdim Terancam
- Revolusi PSSI?
- Asal Mula Budaya Terompet Tahun Baru
- Belajar untuk bekerja?
- The Social Network, Ketika Kegiatan Sosial Dibawa ke Dunia Maya
- Ujung, sebuah tradisi masyarakat Jawa saat Idul Fitri
- Lebaran Tetap Kerja?
- Senjata Berbahaya ala Indonesia
- Mudik Lebaran Berpotensi Menjadi Ajang Pamer
- Terompet Piala Dunia Afrika Selatan Bising Coy..
- Piala Dunia Promosikan Gaya Hidup Tak Sehat?
- John Titor Nyata atau Bohong?
- Khasiat Bawang Putih
- Kenapa Islam Melarang Menggambar Nabi Muhammad?
- Sherlock Holmes, Mengalahkan Misteri Ilmu Hitam dengan Logika Ilmiah
- Three Idiots, Film Bollywood yang Inspiratif
- Tips Merawat Flashdisk Agar Awet
- Penyakit Lupa
- Cinta Sejati, percayakah?
- Mencari Lowongan Kerja tahun 2010?
- Kontroversi Helm SNI
- Hukuman Mati untuk Koruptor, Pantaskah?
- Tips Berkenalan
Bisnis Online
0 comments:
Bagaimana Pendapat Kamu?
Tulis Komentar Kamu disini dengan sopan dan bukan spam tentunya. Kamu bisa Log in ke akun kamu untuk berkomentar, atau Kamu bisa berkomentar sebagai tamu dengan mengisi Nama dan URL atau boleh juga tanpa Identitas (anonymous).
Thanks for visiting my blog :)