Asal Mula Budaya Terompet Tahun Baru
Saturday, January 1, 2011
Pergantian tahun memang sudah sewajarnya terjadi setiap kita selesai menjalani 12 Bulan kehidupan kita. Namun, seperti yang kita ketahui, penduduk bumi sepertinya enggan melewatkan malam pergantian tahun tersebut dengan hanya berdiam diri dirumah. Mereka memilih menyambut pergantian tahun dengan melakukan berbagai aktivitas dimalam hari, seperti meniup terompet, main kembang api, dll.
Lautan manusia sepertinya tercipta di tengah-tengah kota. Mungkin, kalau bisa dilihat dari planet Mars, atau Bulan, bumi mungkin terlihat bersinar di malam pergantian tahun baru. Tua, muda, laki atau perempuan semuanya larut dalam kegembiraan. Ditangan mereka sudah siap terompet yang akan terdengar membahana di seantero dunia.
Lihat saja beberapa hari sebelum datangnya malam pergantian tahun, penjaja terompet menjamur di trotoar. Berbagai jenis terompet disiapkan untuk ditiup pada malam pergantian tahun. Bahkan, menurut berita di TV, beberapa produsen terompet sengaja memulai proses produksinya pada bulan agustus agar bisa memenuhi permintaan pasar. Ini menunjukan betapa besar minat masyarakat khususnnya kaum muda untuk meniup terompet pada malam tahun baru. Kira-kira budaya/ kebiasaan ini dari mana ya?
Ternyata kebudayaan meniup terompet merupakan adopsi dari bangsa Yahudi. Pada malam tahun barunya, masyarakat Yahudi biasanya meniup ‘shofa’, alat music yang mirip terompet, untuk instropeksi diri. Shofa sendiri memiliki bunyi yang mirip dengan bunyi terompet kertas yang banyak dijual di pinggir jalan.
Sebenarnyam shofa digolongkan sebagai terompet. Terompet sendiri diperkirakan sudah ada sejak tahun 1.500 sebelum Masehi. Awalnya, alat musik jenis ini diperuntukkan untuk keperluan ritual agama dan juga digunakan dalam militer teruta saat akan berperang. Kemudian terompet dijadikan sebagai alat musik pada masa pertengahan Renaisance sampai sekarang.
Selain meniup terompet, kegiatan malam pergantian tahun juga dipenuhi dengan aktivitas malam lainnya, yang tidak menutup kemungkinan menjurus kearah negatif. Yah, setidaknya kita harus memulai hal yang baru dengan kegiatan positif. Mungkin dengan berkumpul bersama keluarga.
Lautan manusia sepertinya tercipta di tengah-tengah kota. Mungkin, kalau bisa dilihat dari planet Mars, atau Bulan, bumi mungkin terlihat bersinar di malam pergantian tahun baru. Tua, muda, laki atau perempuan semuanya larut dalam kegembiraan. Ditangan mereka sudah siap terompet yang akan terdengar membahana di seantero dunia.
Lihat saja beberapa hari sebelum datangnya malam pergantian tahun, penjaja terompet menjamur di trotoar. Berbagai jenis terompet disiapkan untuk ditiup pada malam pergantian tahun. Bahkan, menurut berita di TV, beberapa produsen terompet sengaja memulai proses produksinya pada bulan agustus agar bisa memenuhi permintaan pasar. Ini menunjukan betapa besar minat masyarakat khususnnya kaum muda untuk meniup terompet pada malam tahun baru. Kira-kira budaya/ kebiasaan ini dari mana ya?
Ternyata kebudayaan meniup terompet merupakan adopsi dari bangsa Yahudi. Pada malam tahun barunya, masyarakat Yahudi biasanya meniup ‘shofa’, alat music yang mirip terompet, untuk instropeksi diri. Shofa sendiri memiliki bunyi yang mirip dengan bunyi terompet kertas yang banyak dijual di pinggir jalan.
Sebenarnyam shofa digolongkan sebagai terompet. Terompet sendiri diperkirakan sudah ada sejak tahun 1.500 sebelum Masehi. Awalnya, alat musik jenis ini diperuntukkan untuk keperluan ritual agama dan juga digunakan dalam militer teruta saat akan berperang. Kemudian terompet dijadikan sebagai alat musik pada masa pertengahan Renaisance sampai sekarang.
Selain meniup terompet, kegiatan malam pergantian tahun juga dipenuhi dengan aktivitas malam lainnya, yang tidak menutup kemungkinan menjurus kearah negatif. Yah, setidaknya kita harus memulai hal yang baru dengan kegiatan positif. Mungkin dengan berkumpul bersama keluarga.
Baca Artikel Menarik Lainnya
Newsmedia
- Download Screensaver Aquarium: Aquarium Life Screensaver
- Dilarang Gemuk di Jepang
- Jika Biri-Biri Sedang Galau
- Koper Toilet Ala Jepang
- Perbedaan Liga Primer Indonesia (LPI) dan Indonesian Super League (ISL)
- Bahaya Fluoride, Bahan Pasta Gigi
- Terapi Fish Bite Ikan Nila
- Keceriaan Ditengah Duka Merapi
- Kaos Instan, Inovasi Terbaru dari Jepang
- Pemain Sepak Bola Eropa Yang Juga Merayakan Idul Fitri
- Bahaya Sisha Sama Dengan Rokok
- Hasil Perundingan Indonesia-Malaysia
- Mudik Lebaran Berpotensi Menjadi Ajang Pamer
- Belanja Hemat, Manchester United Targetkan Juara Liga Inggris (EPL)
- Kebakaran Masjid Tennessee
- Hanya Di India : Peserta Upacara Adat Bisa Membantu Seorang Wanita Memperoleh Suami
- Pertimbangan Dalam Memilih Pekerjaan
- Obsesi Remaja Korea Selatan: Operasi Plastik
- Jepang Merencanakan Siaran Holographic untuk Piala Dunia 2022
- Mengenai Grup Israel Di Facebook, Bisa Secara Otomatis Jadi Member
- Perseteruan Gerrard dan Terry = Kegagalan Inggris?
- Fans Seksi Paraguay, Larissa Riquelme
- Video Panas Ariel Dan BCL Beredar, Benarkah?
- Air Dingin Setelah Olahraga Sehat?
OPini
- Facebook Ditutup 15 Maret 2011, HOAX atau beneran?
- Karir Timnas Irfan Bachdim Terancam
- Revolusi PSSI?
- Belajar untuk bekerja?
- The Social Network, Ketika Kegiatan Sosial Dibawa ke Dunia Maya
- Ujung, sebuah tradisi masyarakat Jawa saat Idul Fitri
- Lebaran Tetap Kerja?
- Senjata Berbahaya ala Indonesia
- Mudik Lebaran Berpotensi Menjadi Ajang Pamer
- Terompet Piala Dunia Afrika Selatan Bising Coy..
- Piala Dunia Promosikan Gaya Hidup Tak Sehat?
- John Titor Nyata atau Bohong?
- Khasiat Bawang Putih
- Kenapa Islam Melarang Menggambar Nabi Muhammad?
- Sherlock Holmes, Mengalahkan Misteri Ilmu Hitam dengan Logika Ilmiah
- Three Idiots, Film Bollywood yang Inspiratif
- Tips Merawat Flashdisk Agar Awet
- Penyakit Lupa
- Cinta Sejati, percayakah?
- Mencari Lowongan Kerja tahun 2010?
- Kontroversi Helm SNI
- Hukuman Mati untuk Koruptor, Pantaskah?
- Tips Berkenalan
- Lunturnya sikap menghargai orang lain
Bisnis Online
0 comments:
Bagaimana Pendapat Kamu?
Tulis Komentar Kamu disini dengan sopan dan bukan spam tentunya. Kamu bisa Log in ke akun kamu untuk berkomentar, atau Kamu bisa berkomentar sebagai tamu dengan mengisi Nama dan URL atau boleh juga tanpa Identitas (anonymous).
Thanks for visiting my blog :)