Belajar untuk bekerja?
Sunday, November 21, 2010
Pendidikan untuk pekerjaan itulah mindset yang selama ini terbenam di otak saya ketika masih bersekolah ataupun kuliah. Sehingga, tujuan belajar adalah untuk mendapat nilai bukannya mencari pengetahuan. Dengan pemikiran seperti ini, banyak siswa atau mahasiswa yang menghalalkan segala cara demi meraih nilai sempurna.
Namun, pemahaman akan pendidikan yang seperti itu hanya akan membuat susah dikemudian hari. Lihat saja banyak sekali pengangguran berijazah yang menanti pekerjaan. Menawarkan hasil pencapaian belajarnya yang mungkin ‘palsu’ ke berbagai perusahaan ataupun ke lembaga negara.
Bahkan saat ini terdapat istilah, ‘membeli’ pekerjaan. Di beberapa perusahaan ditawarkan sejumlah posisi beserta harganya. Wow, kok bisa? Justru kita mencari kerja untuk mendapat upah, ini disuruh membayar. Bahkan tidak jarang orang terjebak dalam penipuan perantara kerja dan rugi jutaan rupiah akibatnya.
Jangankan di perusahaan swasta, di lembaga negara pun sudah menjadi rahasia umum jika ‘uang selalu berbicara’. Sebegitu parahkah? Pertanyaan ini memang retoris yang hanya akan menjadi wacana yang selalu menjadi topik pembicaraan lulusan perguruan tinggi atau lulusan sekolah yang tidak melanjutkan kuliah.
Di negara ini, kita khususnya pemuda memang harus berpikir kreatif. Mengembangkan lifeskill, seperti kemampuan kepemimpinan, entrepreneurship dan berorganisasi juga penting karena jika tidak kita bisa tertinggal kereta. Namun, usaha dan semangat pantang menyerah juga harus ditanamkan.
Dengan kata lain, pemuda juga harus bisa mandiri. Memaksimalkan potensi diri yang mungkin selama ini hanya dipendam atau belum diketahui. Setidaknya tidak ada kata terlambat untuk memulai.
Namun, pemahaman akan pendidikan yang seperti itu hanya akan membuat susah dikemudian hari. Lihat saja banyak sekali pengangguran berijazah yang menanti pekerjaan. Menawarkan hasil pencapaian belajarnya yang mungkin ‘palsu’ ke berbagai perusahaan ataupun ke lembaga negara.
Bahkan saat ini terdapat istilah, ‘membeli’ pekerjaan. Di beberapa perusahaan ditawarkan sejumlah posisi beserta harganya. Wow, kok bisa? Justru kita mencari kerja untuk mendapat upah, ini disuruh membayar. Bahkan tidak jarang orang terjebak dalam penipuan perantara kerja dan rugi jutaan rupiah akibatnya.
Jangankan di perusahaan swasta, di lembaga negara pun sudah menjadi rahasia umum jika ‘uang selalu berbicara’. Sebegitu parahkah? Pertanyaan ini memang retoris yang hanya akan menjadi wacana yang selalu menjadi topik pembicaraan lulusan perguruan tinggi atau lulusan sekolah yang tidak melanjutkan kuliah.
Di negara ini, kita khususnya pemuda memang harus berpikir kreatif. Mengembangkan lifeskill, seperti kemampuan kepemimpinan, entrepreneurship dan berorganisasi juga penting karena jika tidak kita bisa tertinggal kereta. Namun, usaha dan semangat pantang menyerah juga harus ditanamkan.
Dengan kata lain, pemuda juga harus bisa mandiri. Memaksimalkan potensi diri yang mungkin selama ini hanya dipendam atau belum diketahui. Setidaknya tidak ada kata terlambat untuk memulai.
Baca Artikel Menarik Lainnya
OPini
- Facebook Ditutup 15 Maret 2011, HOAX atau beneran?
- Karir Timnas Irfan Bachdim Terancam
- Revolusi PSSI?
- Asal Mula Budaya Terompet Tahun Baru
- The Social Network, Ketika Kegiatan Sosial Dibawa ke Dunia Maya
- Ujung, sebuah tradisi masyarakat Jawa saat Idul Fitri
- Lebaran Tetap Kerja?
- Senjata Berbahaya ala Indonesia
- Mudik Lebaran Berpotensi Menjadi Ajang Pamer
- Terompet Piala Dunia Afrika Selatan Bising Coy..
- Piala Dunia Promosikan Gaya Hidup Tak Sehat?
- John Titor Nyata atau Bohong?
- Khasiat Bawang Putih
- Kenapa Islam Melarang Menggambar Nabi Muhammad?
- Sherlock Holmes, Mengalahkan Misteri Ilmu Hitam dengan Logika Ilmiah
- Three Idiots, Film Bollywood yang Inspiratif
- Tips Merawat Flashdisk Agar Awet
- Penyakit Lupa
- Cinta Sejati, percayakah?
- Mencari Lowongan Kerja tahun 2010?
- Kontroversi Helm SNI
- Hukuman Mati untuk Koruptor, Pantaskah?
- Tips Berkenalan
- Lunturnya sikap menghargai orang lain
Bisnis Online
0 comments:
Bagaimana Pendapat Kamu?
Tulis Komentar Kamu disini dengan sopan dan bukan spam tentunya. Kamu bisa Log in ke akun kamu untuk berkomentar, atau Kamu bisa berkomentar sebagai tamu dengan mengisi Nama dan URL atau boleh juga tanpa Identitas (anonymous).
Thanks for visiting my blog :)